Categorizing People: Analyzing People’s Motivation

I like analyzing people’s characteristics. Partly it is because I’m trained to be a teacher and it is useful to understand students’ characteristics to help them find the most suitable learning strategies. Partly it is because it serves me a purpose of getting them to ‘work’ or of getting something from them.

Of my experiences, I can safely categorize people’s motivation in doing something into four categories: money, personal glory, network, and altruism. Of course, one cannot be categorized into only one box. The characteristics may be a combination of some categories, but with one category to be more dominant. I even found that a person can wear different masks at a time, being in one category for certain occasions and/or purposes.

Continue reading “Categorizing People: Analyzing People’s Motivation”

Refleksi 45

img_20191004_164429124.jpg
Kartu ulang tahun dari teman-teman di Manchester. Makasih ya!

Ulang tahun buat saya bukanlah suatu hal yang publik. Saya tidak mencantumkan tanggal lahir saya sebagai informasi publik di media sosial sehingga pada hari ulang tahun saya biasanya hanya yang benar-benar mengingat atau mencatat yang mengucapkan selamat ulang tahun.

Tahun ini anak-anak saya lupa ulang tahun saya. Hahahaha. Sebabnya sederhana. Si sulung tertukar tanggal lahir saya dengan tanggal lahir adiknya yang cuma beda sehari tanggal lahir dari saya. Si bungsu karena enam tahun terakhir tidak tinggal dengan kami dan ayahnya memang jenis manusia yang tak peduli pada perayaan ulang tahun, maka ia tak ingat tanggal lahir ibunya. Continue reading “Refleksi 45”

Menyaksikan Orang Melahirkan itu Ajaib!

Saya pernah melahirkan. Dua kali. Tapi tentu saja tak bisa melihat anak saya keluar dari jalan lahirnya dong! Ketutupan perut buncit soalnya dan saya tentu lebih merasakan sakitnya kontraksi dan si bayi yang sudah tak sabar ingin melihat dunia.

Eh tapi Tuhan itu Maha Seru! Kemarin saya diberi kesempatan untuk melihat dengan mata kepala sendiri seorang bayi dilahirkan ke dunia ini! Ajaib!

Continue reading “Menyaksikan Orang Melahirkan itu Ajaib!”

Susah Sebalnya Menjadi Broker (Penghubung) Orang

Kesal itu adalah ketika dimintai bantuan untuk mencarikan dan menghubungkan dengan beberapa orang untuk suatu urusan, lalu ketika sudah bersusah payah mencarikan yang sesuai tujuan urusan dan menghubungi (bahkan merayu) orang-orang itu, eh ternyata tak satu pun orang yang direkomendasikan dipakai (bahkan sama sekali tidak dihubungi!) oleh yang meminta bantuan.

Kekesalan macam begini beberapa kali saya alami dan rasanya tentu tidak enak sekali.

Continue reading “Susah Sebalnya Menjadi Broker (Penghubung) Orang”

Wisuda: Perlu atau Tidak?

9511-034-033f
foto wisuda colongan 😀

              Ini curhat. Iya.

           Gara-gara dua minggu yang lalu kampus saya bikin acara wisuda sehari empat kali selama dua minggu (iya, seriusan, satu kali acara bisa ratusan orang yang wisuda), bikin saya dan Bee, sobat saya di program saya, berangan-angan soal wisuda kami 2 tahun lagi (amin!). Dari soal mau pakai baju apa di balik toga, isi acaranya kira-kira ngapain, dan berakhir dengan kendala ikut acara wisuda.
          Iya. Kendala. Kemungkinan saya nggak akan bisa ikut acara wisuda di kampus ungu ini. Kalau saya lulus Juni, saya nggak keburu ikut wisuda yang Juli, karena pasti saya harus revisi disertasi dulu. Tapi kalau mau ikut wisuda yang Desember, negara pasti tidak merestui pengeluaran saya selama di negeri ini selama beberapa bulan cuma untuk menunggu acara wisuda diadakan. Mau balik kampung dulu, lalu kembali ke sini untuk wisuda, anggarannya lumayan juga. Boro-boro mau ajak orangtua dan anak (dan mungkin pacar) untuk hadir, lha wong bayar tiket untuk diri sendiri aja harus berhitung sampai delapan digit.
           Jadi, perlu atau tidak ya hadir di acara wisuda? Lalu tradisi apa lagi yang terkait dengan wisuda yang perlu diikuti? Foto-foto studio dadakan? Syukuran makan-makan kelulusan dengan keluarga dan sahabat? (Oh, di kasus saya mungkin juga tradisi beberapa fakultas untuk memasang spanduk di kampus tempat saya kerja yang menyatakan selamat bahwa si anu, dosen di fakultas anu, sudah lulus S3 di universitas anu. Semacam promosi ke segala penjuru mata angin bahwa staf pengajar di universitas kami itu sungguh hueeeebat karena berhasil menyelesaikan program S3. Apalagi kalau universitas tempat studinya masuk 50 besar dunia kayak universitas saya ini.). Ya, saya paham dan mafhum sih kalau kampus tempat saya kerja ini memang butuh promosi macam begini. Namanya juga universitas swasta yang musti bersaing dalam mencari mahasiswa.