Hari 30: Lima Tempat yang Ingin Saya Kunjungi

[Hari ke-30 tantangan 30 hari menulis]

Yay! Hari terakhir! Hutang lunas!

Eh, belum ya? Sampai saya kelar menulis pos terakhir ini, tentu belum lunas hutang saya. Hari ini saya akan menulis lima tempat yang ingin saya kunjungi.

Sebenarnya saya sudah pernah menulis tentang topik perjalanan ini. Di situ saya menulis bahwa saya ingin pergi ke Bandung, Pekanbaru, Medan, Manado, Jayapura, Purwokerto, Timor Leste, Ames, Kent, San Antonio, Chile, Brazil, Canberra, Perth, St. Petersburg. Di tulisan itu saya juga menulis bahwa seringkali alasan saya melakukan perjalanan adalah karena saya punya teman-teman yang bisa saya kunjungi di kota-kota itu. Tapi setelah melancong cukup banyak empat tahun terakhir ini, saya punya alasan yang lain. Biasanya adalah karena ingin merasakan makanan-makanan di kota-kota itu atau karena kota-kota itu punya museum dan galeri seni yang bagus.

Continue reading “Hari 30: Lima Tempat yang Ingin Saya Kunjungi”

Hari ke-28: Kata-Kata Bijak yang Berkesan Buat Saya

[Hari ke-28 tantangan 30 hari menulis]

Saya berusaha mencari-cari dalam otak saya, kata-kata bijak yang berkesan buat saya, dan sungguhlah sulit mencari satu saja. Apa ya?

Satu-satunya kata yang muncul di otak saya adalah kata dalam bahasa Jawa: sak madya. Kata ini bisa diartikan sebagai ‘sedang-sedang saja’. Tidak kurang. Tidak lebih. Kalau menurut filosofi Jawa, urip kuwi sing sak madya. Hidup itu yang sedang-sedang saja.

Continue reading “Hari ke-28: Kata-Kata Bijak yang Berkesan Buat Saya”

Hari 27: Selamat Ulang Tahun, UKSW!

[Hari ke-27 dari tantangan 30 hari menulis]

Harusnya saya menulis tentang zodiak saya dan apakah sifat-sifat khas dari orang dengan zodiak itu berlaku di diri saya. Tapi ada momen istimewa di tanggal 30 November. Hari itu adalah hari dies natalis universitas tempat saya bekerja, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. Tambah istimewa lagi karena tahun ini, UKSW merayakan dies natalis ke-64 alias 8 windu. Buat orang Jawa, ini disebut juga tumbuk ageng dan dipercaya bahwa segala situasi alam raya akan sama persis antara hari ini dan 64 tahun yang lalu. Makanya biasanya dirayakan dengan lebih khusus.

Tulisan hari ini bisa saja dihubungkan dengan zodiak karena hubungannya dengan ulang tahun kan? Otak atik gathuk, kata orang Jawa, diotak-atik supaya cocok hahaha. Tapi pokoknya ada yang saya tulis untuk tantangan 30 hari menulis dan tulisan kali ini adalah tentang UKSW dan apa saja kontribusinya dalam perkembangan diri saya. Oh iya, tulisan ini sudah muncul di Facebook dan Twitter pribadi saya, tepat pada tanggal 30 November 2020, di dies natalisnya yang ke-64, jadi bukan melulu tulisan baru. Semoga teman-teman saya yang mengikuti kanal media sosial saya tidak bosan.

Continue reading “Hari 27: Selamat Ulang Tahun, UKSW!”

Hari 26: Cinta Pertama Saya

[Hari ke-26 dari 30 hari tantangan menulis]

Terlambat lima hari! Astaga, ya baiklah tak apa terlambat yang penting selesai, ya kan? Untuk pos hari ke-26 ini saya memutuskan untuk menulis dalam bahasa Indonesia. So sorry for you who understand English. I decided to write today’s post in Indonesian language because I don’t know, I guess I feel more comfortable writing about my first love in Indonesian. There’s always Google Translate, right?

Baiklah, cinta pertama. Agak bingung memilih yang mana (halah!) karena sejak SD saya sudah naksir dalam nuansa cinta monyet hehehehe. Ada teman sekelas yang sudah almarhum sekarang, jadi teman baik semasa SMA dan kuliah, seringkali mampir ke rumah sepulang dari Yogya kalau dia kulakan bahan untuk bisnis dia. Ada tetangga di kampung yang bikin saya rajin bolak-balik naik sepeda depan rumahnya untuk mencuri-curi lihat tampangnya (yang enggak ganteng-ganteng amat tapi entah kenapa ya waktu itu saya naksir).

Di masa SMP saya pernah naksir teman satu sekolah yang cerdas berparas kuning langsat sampai ada teman yang bikin drama mengerjai saya dengan mengirimkan surat seolah-olah dari dia dan mengajak janjian. Tega amat! Lalu naksir mas mahasiswa yang kost di tetangga di kampung dan juga bikin saya rajin bolak-balik lewat kostnya supaya bisa mencuri lihat bahkan mengunjunginya. Kayaknya pola saya benar-benar cinta monyet yang ibarat kata melihat genteng rumahnya sudah bikin saya senang luar biasa. Dasar remaja!

Tapi bicara soal cinta pertama yang serius tentu terjadinya di SMA. Ada dua orang di masa yang saling berurutan. Yang satu teman sejak SMP yang kemudian di SMA bertetangga kelas dengan saya dan sama-sama aktif di kegiatan pramuka. Yang lain adalah kakak kelas yang sama-sama aktif di Majelis Permusyawaratan Kelas. Agak sulit memberi julukan kepada dua manusia ini, karena nama mereka sama-sama dimulai dengan huruf A, tapi ya sudah mari kita kasih julukan. Si teman seangkatan inisialnya adalah AAW, si kakak kelas adalah ASA. Buat teman-teman saya di masa SMA yang kenal dua manusia ini, tolong ketawanya direm yaaaaa 🙂

Continue reading “Hari 26: Cinta Pertama Saya”

Day 25: Something that I Miss

[Day 25th of 30 day writing challenge]

Of course, I miss my loved ones. My kids, my mum, my boyfriend. Being far away from them is a struggle. Being able to talk to them in daily basis is my mood booster.

But aside from them, I miss Indonesian food. I miss them so much that I have a habit of checking in Google Maps for any Indonesian (or closely Indonesian) restaurants in any cities that I travel for the past four years here.

Indonesian food is the best, and one of its finest is rendang, which made to the number one in CNN’s World’s 50 best food in 2017 according to its readers. I know this may be a bias, as this is a popularity contest and Indonesians, being number 4 in the world population, are notoriously crazy in the Internet and thus may be the ones who picked this food to make on the top of the list, but still, rendang is something.

Continue reading “Day 25: Something that I Miss”