Sudah lama sekali saya tidak memakai bahasa Indonesia untuk menulis di blog. Dan sekarang ini, baru saja saya menulis satu kalimat dan rasanya aneh sekali. Sepertinya kepribadian saya tidak muncul di tulisan ini. Kenapa bisa begitu ya?
Ketika saya berada di Amerika, saya lumayan rajin menulis untuk blog saya menggunakan bahasa Indonesia. Tentu saja bukan bahasa Indonesia yang formal (atau menurut gurauan orang Indonesia ‘bahasa Indonesia yang baik dan benar’, karena ceritanya dulu ada acara di TVRI tentang bahasa Indonesia yang diasuh oleh J.S. Badudu dan menurut beliau ‘kita harus memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar’). Saya lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia ‘gaul’ atau bahasa Indonesia dengan dialek Betawi yang banyak dipakai oleh anak muda jaman sekarang. Tapi saya mendapati bahwa setelah satu tahun berada di Amerika, saya lebih banyak memakai bahasa Inggris dalam blog saya daripada bahasa Indonesia formal/gaul.
Ada beberapa kemungkinan kenapa saya berubah pilihan. Mungkin setelah tinggal di Amerika, saya merasa lebih nyaman untuk menulis dalam bahasa Inggris. Tentu saja ini normal, karena selama saya di Amerika saya mengikuti kelas-kelas yang menuntut saya untuk menulis dalam bahasa Inggris. Selain itu, saya juga lebih banyak bergaul dengan orang bukan Indonesia. Sehingga saya terpaksa harus menggunakan bahasa Inggris. Sedikit banyak dua hal ini mempengaruhi pilihan saya dalam menggunakan ‘variety/code’ (menurut istilah sociolinguistics).
Setelah pulang dari Amerika, tidak berarti bahwa pilihan saya berubah kembali ke bahasa Indonesia. Pekerjaan saya menuntut saya untuk tetap berkomunikasi dengan bahasa Inggris, baik dalam mengajar, menulis makalah untuk konferensi, atau membaca artikel-artikel ilmiah. Sehingga dalam sehari bisa dibilang saya menggunakan bahasa Inggris sekitar 60%. Di rumah pun, saya lebih banyak menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan suami dan anak saya. Kalau pun ada penggunaan bahasa Indonesia, bisa dibilang persentase penggunaannya lebih kecil daripada penggunaan bahasa Jawa ngoko saya!
Celakanya, sekarang saya jadi kehilangan ‘jati diri’ Indonesia saya dalam tulisan. Kalau Anda membaca tulisan ini misalnya, kedengarannya tulisan saya sangat kaku. Mungkin tulisan saya akan lebih ber’pribadi’ kalau saya tulis dalam bahasa Inggris. Namun saya rasa, saya harus mulai menggunakan bahasa Indonesia. Kalau tidak saya akan kehilangan kemampuan saya berekspresi dalam bahasa negara saya sendiri. Tidak lucu kan, kalau saya jauh lebih asyik didengar berbicara dalam bahasa Inggris, yang bukan bahasa ibu saya, daripada dalam bahasa Indonesia, yang notabene adalah bahasa negara saya!
Duh, saya harus sering blogwalking supaya lebih terinspirasi dalam menulis posting dalam bahasa Indonesia yang enak dibaca dan perlu. Seperti blognya pakdhe ini, jeng ini dan non ini.
Lah post yang ini sudah mengindonesia. Suka-suka sajalah. 😀
LikeLike
Kalau sudah biasa pakai bahasa Ingris, ya, mungkin jadi kaku saat pakai bahsa indonesia
lagi.
Saya sih nggak begitu bisa bahasa Inggris, ya,
cuma kulitnya aja, alias bisa sedikit.
Tapimenurut hemat saya, bahasa inggris memang
lebih kuat untuk mengekpresikan apa yang ingin
kita utarakan, terlebih lagi bagi anda yang
sudah terbiasa.
Salam dari Paris
Ismahparis@yahoo.fr
LikeLike
Wah, makasih Mbak Ismah. Saya memang sudah terbiasa memakai bahasa Inggris (karena tuntutan kerja). Tapi pingin juga lho jadi nasionalis, dan pengin juga belajar bahasa Perancis yang romantis itu…hmmm, ajarin ya, Mbak!
LikeLike
kenapa gak pake bahasa jawa ngoko aja, mbak?! pasti baik dan benar tuh 😀
LikeLike
mbak Dos: relatif tuh, jeng Agatha! Klo menurut nenek saya sih, bahasa Jawa saya tambah ancurrrrr..heheheh..
LikeLike
Sebenarnya semuanya berkaitan dengan “rasa”. Mungkin Anda sudah mempunyai “perasaan” sebelumnya bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar itu kaku, dari tulisan “..bahasa Indonesia yang formal (atau menurut gurauan orang Indonesia ‘bahasa Indonesia yang baik dan benar’..)”.
Jika praduga Anda sudah demikian, tentu saja timbul perasaan kaku, menurut Anda, ketika menggunakan bahasa Indonesia. Padahal saya sebagai pembaca Anda tidak merasakan hal serupa, karena saya sudah, dan masih berusaha untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam setiap kesempatan menulis blog. Saya menganggap bahasa Indonesia cool, menyenangkan, luwes, dan semua perasaan positif sehingga hasilnya saya mempunyai “rasa” yang positif terhadap bahasa Indonesia. Anda dapat menemukan bagaimana menyenangkannya menulis dalam bahasa Indonesia (yang baik dan benar) dalam blog saya, http://bambangwibowo.890m.com.
Salam kenal.
LikeLike
Bambang: Lah iya mas Bambang, makanya saya bilang ‘rasanya’ aneh. Lha wong mungkin karena sudah terlalu sering pake bahasa lain, jadinya kaku gitu. Terima kasih sudah mampir…
LikeLike
wajarlah mbak,kan dah lma g mke bhs indo yang baik..
LikeLike
gimana ya cara meletakan tanda-tanda titik dan lain-lainnya dalam kalimat bahasa indonesia yang biasa di gunakan .
LikeLike
@mas Eko
Kalau soal beginian saya nyerah dah, mungkin mendingan tanya mas Bambang di http://bambangwibowo.890m.com/…
LikeLike