Pusingnya Mencari Akomodasi di Melbourne

Image taken from http://heartfireathomeshop.blogspot.com/Seperti janji saya yang lalu, saya akan menulis tentang mencari akomodasi di Melbourne, Australia. Mencari akomodasi di sini adalah suatu mimpi buruk. Setidaknya buat saya sih, nggak tahu buat yang lain. Tapi mendengar cerita dari beberapa orang, memang mencari akomodasi di sini memang bikin sakit kepala dan sakit hati. 

Beberapa laman tentang akomodasi di Melbourne memang sudah mewanti-wanti bahwa akomodasi di sini sungguh sangat langka. Bahkan pembimbing saya sendiri juga jauh-jauh hari sudah memberitahu saya untuk siap-siap meluangkan waktu yang sungguh lama untuk mendapatkan akomodasi. Selain itu, amat sulit mencari akomodasi dari tanah air karena ada peraturan yang nanti akan saya sebutkan untuk mendapatkan akomodasi. Tapi karena saya pada dasarnya orang yang optimis, maka saya tidak terlalu hirau dengan peringatan-peringatan tersebut.

Dan…. memang betul saya jadi sakit hati dan terlunta-lunta selama 3 minggu karena harus menumpang di 3 rumah sebelum akhirnya mendapatkan tempat tinggal! Ini bukan karena saya adalah mahasiswa pendatang, tapi memang karena terjadi sela yang besar antara pencari dan penyedia layanan. Istilah ekonominya, ada gap yang besar antara demand dan supply.

Sebenarnya posisi saya sudah cukup beruntung dibandingkan orang lain, karena saya datang sebulan sebelum semester mulai. Semester Dua mulai pertengahan Juli, sementara saya datang pertengahan Juni. Jadi belum banyak mahasiswa yang datang, sementara tawaran akomodasi cukup banyak. Dan karena banyak mahasiswa yang datang di Semester Satu (bulan Februari), kompetisi saya tidaklah sebanyak semester satu. Selain itu, saya mendapat beasiswa sehingga boleh dibilang ketika mencari tempat tinggal saya dianggap menjanjikan karena punya pendapatan tetap. Tapi bukan berarti bahwa proses pencarian saya mulus-mulus saja. 

Kalau mau, ada banyak tawaran akomodasi yang bisa dicari. Secara umum ada 2 cara mencari akomodasi di sini. Yang pertama adalah melongok beberapa situs pencari akomodasi semacam domain.com.au atau realestate.com.au yang bisa kita jelajahi. Bahkan kita bisa mencari akomodasi dengan mengkhususkan di suburb atau lingkungan mana kita mau tinggal, berapa budget kita, sampai berapa banyak kamar tidur yang kita maui. Yang kedua adalah datang langsung ke beberapa property management untuk meminta daftar akomodasi yang mereka tawarkan. Masalahnya adalah bekal daftar property dari kedua cara itu bukan jaminan kita mendapat akomodasi yang kita taksir. Selain kita harus mengisi formulir lamaran yang cukup njelimet, kita juga diwajibkan berdasarkan aturan negara bagian ini untuk melihat langsung tempat yang kita taksir atau istilahnya property inspection. Kalau kita tidak melihat langsung, secara peraturan kita tidak boleh melamar tempat itu. Untuk melakukan inspeksi, agen biasanya menetapkan waktu tertentu, biasanya di akhir pekan dengan tenggang waktu 15-30 menit. Biasanya mereka punya daftar hadir atau mereka mengingat-ingat muka para pelamar.  Jadi agak sulit (terutama untuk saya yang berparas sangat melayu) untuk ngeles ketika mengisi formulir bahwa saya sudah melihat tempatnya.  Nah, karena banyak sekali agen yang bikin inspeksi di akhir pekan dengan tenggang waktu yang mepet-mepet dan tempat yang berjauhan letaknya sama sekali, tantangannya adalah hadir di sebanyak mungkin inspeksi. Karena saya tidak punya mobil sendiri, pilihan paling memungkinkan adalah dengan menggunakan moda transportasi umum (bisa bis, tram, atau kereta api). Tapi, karena di sini gak seperti di Indonesia yang alat angkutan umum bisa datang kapan saja dan diberhentikan di mana saja, tantangannya adalah bagaimana mengatur waktu dan tujuan sebaik mungkin sehingga bisa hadir di sebanyak mungkin inspeksi. Bukan hal yang mudah buat saya yang harus menyeret-nyeret si gendut anak saya untuk mengejar-ngejar bis atau tram dengan cara jalannya yang aduhai leletnya! 

Setelah mengalami sendiri mencari akomodasi dan berbicara dengan beberapa orang di sini, ada hal-hal yang bisa saya bagikan ke Anda tentang bagaimana supaya bisa sukses mencari akomodasi di sini. 

Sebelum berangkat ke Melbourne

  1. Sebaiknya cari tanggal keberangkatan minimal 3 minggu sebelum kuliah mulai supaya persaingan Anda mencari akomodasi tidak ketat. 
  2. Catatlah alamat kantor agen properti yang terdekat dengan suburb yang Anda minati baik dari segi kedekatan lokasi dengan kampus, pusat perbelanjaan, alat transportasi umum, maupun dari segi harga. Alamat bisa didapat dari situs pencari akomodasi.
  3. Carilah akomodasi sementara yang bisa ditinggali minimal selama 1 bulan. Ini bisa dicari dari  situs-situs universitas atau dari perkumpulan mahasiswa Indonesia setempat. Milis indomelb di yahoogroups adalah favorit saya untuk mencari akomodasi sementara karena ada banyak tawaran dari warga Indonesia di sini yang menawarkan tempat tinggal sementara.
  4. Carilah kenalan di Melbourne yang mau memberi referensi akomodasi. Kalau bisa penduduk lokal yang sudah punya Permanent Resident (PR) atau warga negara Australia. Kenapa begitu? Nanti saya kasih tau 🙂 
  5. Buatlah rekening bank sebelum berangkat. Beberapa bank seperti NAB, Westpac, atau Commonwealth menyediakan jasa pembukaan rekening online. Kalau punya dana lebih, transfer saja ke rekening baru ini. Jangan lupa memasukkan paspor dalam jangka 2 minggu setelah Anda tiba di Melbourne untuk mengaktifkan rekening dan meminta cetakan rekening koran.

Sesampai di Melbourne

1.  Setelah memilih suburb, masuklah ke salah satu situs pencari akomodasi atau dapatkan daftar tawaran akomodasi dari agen.

Karena saya kuliah di University of Melbourne di Parkville tapi anak saya sekolah di kawasan Moreland, maka pilihan saya waktu itu adalah East Brunswick atau di Coburg. Tapi banyak juga yang suka di Carlton, West Brunswick, atau Parkville. Selain dua yang saya sebutkan di atas, gumtree.com.au juga situs favorit untuk mencari akomodasi walaupun tawarannya lebih personal karena bukan dari agen. Saya sarankan Anda untuk berkunjung ke para agen di hari Senin-Jumat dan minta formulir lamaran. Biasanya mereka akan bertanya, sudah lihat propertinya belum. Jawab saja sudah, soalnya kalau menjawab belum biasanya formulir nggak dikasih 😦 Atau Anda bisa juga mencetak formulir lamaran yang tersedia di laman agen. 

2. Isi formulir dan dokumen-dokumen penunjang lamaran

Soal formulir, saya dapat tips yang lumayan penting dari advisor housing di kampus saya: isi lamaran sekomplit-komplitnya dan jangan ada isian yang kosong. Di sini pentingnya referensi karena di formulir biasanya ada kolom isian nama, alamat dan nomor telpon pemberi referensi. Selain itu, perlu juga memberi semacam surat pengantar atau cover letter yang isinya menjual diri. Intinya kita harus terlihat punya pendapat tetap, bertanggung jawab, nggak suka party dan punya kepribadian yang dewasa. Hadoh, pas membuat ini saya merasa seperti melamar kerjaan saja! Tapi memang begitulah adanya 🙂 Saya menulis di lamaran saya bahwa saya berumur 30 sekian, punya anak, punya penghasilan tetap, saya penerima beasiswa prestisius dan saya sebut juga bahwa saya punya rumah di Indonesia (yang menurut pandangan orang Australia berarti saya pembayar utang yang rajin karena kalau saya punya rumah berarti saya membeli rumah itu secara mencicil dan saya rajin membayar cicilan kredit rumah. Padahal rumah saya itu saya beli kontan dan tidak ngutang KPR! Tapi sebutkan sajalah)

Dokumen yang biasa diminta adalah fotokopi paspor, kartu mahasiswa, rekening bank, kartu ATM, Confirmation of Enrolment, bukti penerimaan beasiswa, dan semua yang bisa dipenuhi dari daftar dokumen di formulir. Agen biasanya mempunyai sistem poin untuk dokumen ini. Beberapa agen tidak akan mempertimbangkan lamaran kita kalau jumlah poin kita tidak memenuhi. 

2. Sebelum akhir pekan, buatlah daftar properti yang harus dikunjungi

Kalau agen menyebutkan “inspection by appointment” berarti kita bisa melihat properti kapan saja asal kita membuat perjanjian dulu. Perjanjian bisa lewat telepon dulu (supaya yakin properti itu bisa dikunjungi) dan lalu kita mengambil kunci di agen dengan meninggalkan uang jaminan yang akan dikembalikan setelah kita mengembalikan kunci.

Kalau agen menetapkan waktu inspeksi tertentu, maka kita harus membuat rencana kunjungan. Biasanya di akhir pekan, ada banyak inspection time. Di sinilah pentingnya rencana supaya kita bisa melihat properti sebanyak mungkin. Kalau Anda pengguna transportasi publik seperti saya, ada baiknya menggunakan Metlink Journey Planner yang bisa membantu kita mengatur kunjungan dari segi alat transportasi apa yang dipakai, berapa jam waktunya, dsb. 

3. Buatlah kesan sebaik mungkin pada agen

Agen cukup menentukan apakah kita akan mendapat properti yang kita idamkan atau tidak. Walaupun lamaran kita akan diteruskan kepada pemilik properti, agenlah yang akan meneruskan lamaran kita ke pemilik. Kalau kesannya kita tidak OK, agen juga ogah memberikan lamaran kita pada properti. Setelah inspeksi, langsung berikan lamaran kita beserta dokumen di tempat. Kalau menunggu sampai Senin, biasanya kita sudah keduluan pelamar lain. 

4. Berdoa banyak-banyak!

Setelah inspeksi dan lamaran diterima oleh agen, agen akan meneruskan lamaran kita ke pemilik. Nah, di sinilah waktunya deg-degan karena dokumen kita akan ditimbang-timbang oleh pemilik. Jangan sakit hati kalau ditolak. Saya sendiri ditolak 4 kali dan sebelnya pelamar properti yang saya idamkan cuman 3 dan lamaran saya ditolak karena sebab yang tidak jelas. Tapi beberapa orang mengatakan saya beruntung cuma ditolak 4 kali. Beberapa teman ditolak berpuluh-puluh kali sebelum akhirnya mendapatkan tempat yang mereka lamar. Berdoa tentu menambah kesempatan kita 🙂

Nah, kalau Anda sedang bingung mencari akomodasi di Melbourne, selamat berpusing ria. Tapi moga-moga tips saya ini ada gunanya ya 🙂

Gambar diambil dari: http://heartfireathomeshop.blogspot.com/

Author: Neny

not your typical mainstream individual. embracing all roles without being confined in one.

6 thoughts on “Pusingnya Mencari Akomodasi di Melbourne”

  1. My bf experienced the same case in London buk. Beruntung di Oz ada kenalan yang bersedia menjadi rumah singgah. Di sana si dia berpindah-pindah hotel selama sebulan! Tipsnya ibuk memang benar dan perlu dilakukan. This is helpful..

    >> Thanks, Lila. Numpang di rumah teman/kenalan emang irit, tapi gak enak sama yang punya rumah. Secara saya masih Endonesa plus Jawa yang serba gak enak hati tinggal numpang.

    Like

  2. Salam kenal Mbak Neny. Nama saya Agung, kebetulan juga alumni UKSW (angkatan 2000 tapi baru lulus 2007, hehehehe) dan kebetulan lagi saya rencananya juga akan berkuliah di UNIMELB. Kalau segala urusan visa belajar selesai, saya akan mulai berkuliah semester satu tahun 2012 besok. Kalau dipikir-pikir mantap ya Mbak, berarti Mbak Neny adalah kakak angkatan saya di dua universitas, hehehehehe.

    Wah, baca tulisan Mbak di atas, kok saya jadi gak yakin ya. Sedikit “curcol”, saya sendiri masih kepepet masalah administrasi. Offer saya baru keluar hari Selasa minggu lalu, sedangkan di dalam offer saya, saya harus mulai kuliah semester I tahun depan. Artinya saya cuma punya satu bulan sisa waktu efektif untuk mengurus visa dan akomodasi saya di Melbourne. Mana UNIMELB minggu depan libur. Wah, sepertinya semester pertama kuliah di sana, hidup saya bakal terlunta-lunta :-(, tanpa satu orangpun yang saya kenal kecuali dua supervisor saya (mereka juga baru kenal lewat tulisan, maklum komunikasinya lewat email).

    Mohon pencerahannya mbak, betul-betul butuh pertolongan sepertinya saya.

    Like

    1. Agung,

      Kalau nggak salah, ada pilihan untuk defer the offer atau menunda kuliah ke semester 2. Coba dulu deh kalau-kalau bisa menunda. Bukan nakut-nakutin tapi administrasi unimelb emang ribet dan panjang, maklum universitas gede. Kalau misalnya nggak bisa keburu, mending ditunda dulu.

      Ngurus visa pakai jasa agen nggak? Saya dulu pake jasa agen dan tidak bayar sama sekali karena beasiswa dari pemerintah Australia. Mending pake agen supaya nggak ribet dan pake lama.

      Udah ikut milis indomelb? Di situ bisa tanya-tanya dan minta bantuan kok. Insya Allah kalau bisa saya bantuin deh. Paling enggak ini saya ada peralatan masak nganggur buat isi apartment di awal-awal hahahaha

      Selamat berjuang ya!

      Like

      1. Wah beruntungnya ada temen di negeri orang. Saya sudah menjadi anggota milis indomelb atas saran dari seorang teman. Waduh, saya gak kepikiran untuk defer mbak, tiwas acceptance letternya udah saya kirim.

        Iya, saya menggunakan jasa dari IDP. Menurut IDP, mereka sich mengatakan masih “visible” untuk saya berangkat awal Februari Mbak. Jadi grogi, hihihihihihi, maklum belum pernah ke luar negeri dan takut naik pesawat. Oya, btw berapa lama ya Mbak perjalanan ke Melbourne via pesawat? Aman gak ya Mbak?

        Like

        1. Halo, Agung,

          Terlanjur di-OK ya? Hahahah, nggak apa-apa, cuman kalau mepet ya memang takutnya akomodasi agak susah, kecuali kalau sendirian. Mungkin agak gampang. Mau naik pesawat apa? Garuda is very convenient dan terjamin makan serta hiburan selama di pesawat. Dari Denpasar, Bali ke Melbourne kira-kira 5 jam. Asal nggak bawa macem-macem yang aneh-aneh sih biasanya lancar *boleh nitip rokok gak? Ini serius lho hihihi*

          Like

Share your thoughts!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.