Enid Blyton: Imajinasi Petualangan Masa Kecil

[Bagian kedua dari Serial Penulis Kesukaan Saya. Ditulis untuk Tantangan Tujuh Hari Sampul Buku Kesukaan]

mallorytowers
Foto dari http://sienavienabooks-anak-remaja.blogspot.co.uk/2012/09/seri-malory-towers.html

Siapa yang tak kenal Enid Blyton? Walaupun sudah wafat di tahun 1968, Enid Blyton sangatlah populer di masa saya di SD dan SMP (yaitu sekitar 20 tahun setelah wafatnya).

Saya ingat membaca seri Lima Sekawan ini pertama kalinya karena sepupu-sepupu saya punya koleksi bukunya. Tiap liburan sekolah, mereka akan mengunjungi rumah mbah saya di Salatiga sambil membawa buku-buku seri ini untuk mengisi waktu liburan. Maklum, jaman itu belum ada Internet sehingga tak mungkin bermain media sosial selama dua minggu liburan. Ya walaupun kami akan menjelajahi kota Salatiga dan sekitarnya dan membantu-bantu di warung makan mbah, ada waktu-waktu lowong yang biasanya kami isi dengan membaca.

Di Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Kota buku-buku karangan beliau juga ada, membuat saya semakin mudah mendapatkannya. Blyton membuat saya berfantasi macam saya melacak dan memecahkan kasus-kasus kejahatan di seri Lima Sekawan atau Sapta Siaga. Tokoh favorit saya adalah Georgina, si cewek tomboy yang lebih suka dipanggil George. Waktu kecil (eh sampai kuliah S1 kelar deh), saya anaknya tomboy banget, jadi semakin seru berkhayal sebagai George yang sifat-sifatnya mirip saya.

Seri Mallory Towers  dan St. Clare karya beliau bahkan membuat saya ingin tinggal di sekolah berasrama karena sebagai anak tunggal rasanya seru bisa tinggal dengan teman-teman lain! Bayangkan saja serunya bikin pesta rahasia malam-malam, sedikit-sedikit menyembunyikan kue dan limun jahe di lemari kosong di ruang kelas, lalu bangun tengah malam dan ngumpet-ngumpet pergi ke ruang kelas, lalu cekakak-cekikik makan-makan bergembira dengan teman-teman. Bahkan ketika ketahuan oleh guru dan dimarahi habis-habisan, rasanya tetap tidak menyesal juga. Hahahaha, nakal sekali!

Setelah posting di Facebook, ternyata bekas mahasiswa saya yang sudah jadi ibu-ibu pun bilang bahwa salah satu penerbit buku besar di Indonesia masih tetap mencetak ulang buku-buku beliau walaupun dengan sampul yang berbeda. Jadi memang karya beliau itu tetap bisa dinikmati walaupun settingnya tentu sudah jauh sekali dari setting tahun 2000-an. Suasana pedesaan pantai Inggris tempat Lima Sekawan tinggal atau sekolah berasrama St. Clare tempat si kembar O’ Sullivan bersekolah digambarkan dengan sangat visual dan terinci. Sungguh menginspirasi untuk saya berandai-andai suatu saat akan bisa mengunjunginya langsung. Buat seseorang yang berasal dari keluarga yang pas-pasan secara finansial sehingga pergi ke kota terdekat saja terasa sebagai kemewahan, bisa berpetualang secara imajiner ke Inggris itu sungguh mencerahkan di hari yang kelam.

Dan saya sungguh bersyukur saya diberi kesempatan untuk tinggal di Inggris. Walaupun saya belum sampai ke pantai-pantai di Inggris sebagaimana setting dari Lima Sekawan, atau ke Oxford selatan sebagai lokasi sekolah St. Clare, tapi nuansa keseharian Inggris bisa saya dinikmati sebagaimana khayalan saya tentang Inggris di masa-masa membaca karya-karya Blyton. Bahkan saya jadi terpikir bahwa yang namanya mengelilingi diri dengan mimpi semacam membaca buku-buku tentang tempat yang kita mau kunjungi itu berdayaguna dalam mendorong diri saya untuk semakin lebih dekat meraih mimpi.

Kalau kamu, seri tulisan Enid Blyton mana yang kamu sukai?

 

 

Author: Neny

not your typical mainstream individual. embracing all roles without being confined in one.

6 thoughts on “Enid Blyton: Imajinasi Petualangan Masa Kecil”

  1. Bekas mahasiswa yang sudah jadi ibu-ibu itu kayaknya kenal deh! 😄
    BTW saya iseng buka link tentang Enid Blyton yang ada di artikel, trus pas ikutan baca, anak wedok kegirangan gara2 tanggal lahirnya ternyata persis sama dengan tanggal lahir penulis favoritnya,
    cuma beda 113 tahun 😅
    #gakpentingbanget

    Like

Share your thoughts!

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.